Posviral.com, Yogyakarta – Upacara menjelang HUT ke-79 RI di lokasi wisata lereng Gunung Merapi sungguh mengasikkan. Tepatnya di kawasan wisata bukit Klangon, Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Selain dingin, lokasi wisata bukit Klangon tergolong kawasan wisata resmi yang paling dekat dengan kawah Merapi. Bahkan bukaan dinding kawah sangat terlihat menganga dari tempat itu.
“Bendera merah putih ukuran 6 x 9 meter yang dikibarkan,” kata Suroto, kepala desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, DIY, 16 Agustus 2024.
Sengaja pengibaran bendera dilakukan pada 16 Agustus karena pada tanggal 17 para aparat desa, kepolisian, TNI dan pegawai kecamatan akan melakukan upacra detik-detik proklamasi di Kantor Kecamatan. Di bukit Klangon, cuaca dingin. Vegetasi dan burung-burung di lokasi menambah syahdunya upacara.
Jarak dari bukit itu ke kawah Merapi hanya sekitar 5 kilometer saja. Lokasi ini berada di ketinggian 1.100 meter di atas permukaan laut (MDPL). Pada erupsi 2010 yang lalu, warga di sekitarnya harus diungsikan. Bukit Klangon berada di kawasan rawan bencana (KRB) III.
Kawasan Rawan Bencana III adalah kawasan yang sering dilanda awan panas, aliran lava, lontaran batu (pijar) dan gas beracun. Jika di gambar, lokasi itu berwarna merah di dalam peta lokasi rawan bencana.
Iklan
Suroto mengatakan, upacara pengibaran bendera berukuran raksasa itu memang rutin dilakukan oleh warga Cangkringan, Sleman. “Ini sudah beberapa kali dilaksanakan karena kegiatan kita menyongsong. Besok kita ada upacara resmi lagi, memang konsepnya menyongsong kemerdekaan,” kata Suroto.
Tiang bendera digunakan setinggi 17 meter dilengkapi dengan 79 bendera kecil yang ada di sekelilingnya. Latar belakang yaitu puncak gunung Merapi yang terlihat gagah.
Di lokasi itu terdapat beberapa gardu pandang yang bisa dimanfaatkan untuk menikmati eksotisme alam sekitar bukit. Gardu pandang ini juga biasa menjadi spot foto yang ciamik.
Pada upacara menjelang Hari Kemerdakaan 17 Agustus 2024, yang terlibat adalah para aparat desa, guru, warga, polisi, tentara dan lain-lain. Hiburan juga ada setelah upacara seperti drum band. “Upacara kami laksanakan rutin menjelang 17-an,” ata Sriyono, Kamituwo (Kepala Urusan Kesejahteraan Rakyat-Kaur Kesra) Desa Glagaharjo.