GARUT – Badan Nasional Penanggulangan Nasional (BNPB) mencatat rumah rusak akibat gempa berkekuatan magnitudo (M) 6,2 Garut menjadi sebanyak 110 unit.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan bertambahnya jumlah rumah rusak di Garut itu berdasarkan pemutakhiran data pihaknya per siang ini.
“Berdasarkan laporan Pusat Pengenalian dan Operasi (Pusdalops) BNPB tercatat, hingga Minggu (28 April) pukul 14.00 WIB, total rumah yang terdampak mencapai 110 unit dari yang sebelumnya hanya 27 unit,” kata Abdul dalam keterangannya, Minggu, 28 April.
Abdul mengatakan untuk wilayah palig terdampak gempa berada di kawasan Kabupaten Garut. Sementara sisanya di Kabupaten Bandung, Tasikmalaya dan Sukabumi.
“Kabupaten Garut sebanyak 41 unit rumah, Kabupaten Bandung 24 unit rumah, Kabupaten Sukabumi 17 unit rumah, Kabupaten Tasikmalaya 7 unit rumah, dan Kita Tasikmalaya 5 unit rumah,” ucapnya.
Selain tempat tinggal, gempa M 6,2 Garut yang terjadi pada Sabtu, 27 April, pukul 23.29 WIB ini juga mengakibatkan kerusakan pada bangunan fasilitas publik, seperti tempat ibadah, sekolah, perkantoran, dan sarana kesehatan atau rumah sakit.
Oleh sebab itu, untuk langkah yang dilakukan BPBD setempat dengan mendirikan tenda dan membersihkan puing-puing pascagempa bumi tersebut.
“(Langkah yang dilakukan) BPBD Provinsi Jawa Barat bersama kabupaten dan kota berencana akan melakukan perbaikan-perbaikan fasilitas umum, pembersihan materil dampak dari gempa, serta perbaikan rumah warga,” ucapnya.
Sementara itu untuk korban luka-luka yang sebelumnya hanya berjumlah 4, kini ada 8 orang dari 75 kepala keluarga (KK) yang terdampak.
“Korban jiwa terdampak dari gempa juga mengalami penambahan. Hingga siang ini, korban luka akibat gempa berjumlah 8 orang dan 75 kepala keluarga (KK) terdampak, yang mana jumlah tersebut,” tandasnya.