JAKARTA – Ethereum telah mencatatkan tonggak sejarah dengan jumlah validator yang mencapai satu juta. Pencapaian ini tidak hanya menandai pertumbuhan ekosistem Ethereum tetapi juga menunjukkan kepercayaan yang semakin meningkat dari para pendukungnya.
Informasi tambahan, dalam konteks cryptocurrency, validator adalah entitas atau node dalam jaringan blockchain yang memiliki peran penting dalam memverifikasi dan memvalidasi transaksi. Validator ini bertugas untuk memastikan bahwa setiap transaksi yang terjadi di jaringan blockchain adalah sah dan sesuai dengan aturan protokol yang ditetapkan.
Pada Kamis, 28 Maret tercatat sebanyak 1.002.400 validator telah berpartisipasi dalam jaringan Ethereum, dengan total 32.076.797 ETH yang dipasang, atau sekitar 114 miliar dolar AS (sekitar Rp1,8 kuadriliun). Angka ini setara dengan 26,74% dari total pasokan ETH yang ada.
Lido, sebagai kolam staking Ethereum, mendominasi dengan jumlah token yang dipasang tertinggi, mencapai 30% dari total, dengan lebih dari 9,6 juta ETH dan 302.000 validator. Diikuti oleh Coinbase dengan 14%, 4,5 juta ETH dan 141.000 validator, serta Binance dengan 39.000 validator dan 1,24 juta ETH, atau 3,9% dari total pasokan.
Validator memegang peranan penting dalam mekanisme proof-of-stake (PoS) Ethereum. Mereka bertugas memvalidasi transaksi, menciptakan blok baru, dan menjaga keamanan serta konsensus dalam jaringan. Setiap validator diwajibkan untuk memasang minimal 32 ETH. Lido menjadi pilihan populer karena memungkinkan partisipasi kolektif tanpa perlu memenuhi syarat minimum secara individu.
Keamanan Blockchain Meningkat Tapi Masih Ada Kekhawatiran
Peningkatan jumlah validator secara umum menunjukkan peningkatan keamanan dalam blockchain. Namun, Evan Van Ness, investor ventura dan mantan Kepala Pejabat Desentralisasi Ethereum, mengungkapkan kekhawatirannya bahwa jumlah ETH yang dipasang sudah “terlalu banyak”.
Baru-baru ini, antrian validator mencapai 7.045, angka tertinggi sejak 6 Oktober, dengan backlog sebanyak 225.000 ETH, atau sekitar 562 juta dolar AS (sekitar Rp8.907.000.000.000). Lonjakan ini terjadi karena pembatasan jumlah validator yang dapat bergabung dengan jaringan per epoch, yang berdurasi sekitar 6,4 menit.
Restaking, praktik memasang kembali ETH yang telah dipasang untuk mendapatkan imbalan tambahan, menjadi salah satu penyebab meningkatnya jumlah validator dalam antrian. Kolam seperti Lido memungkinkan ETH yang dipasang untuk di-restake di platform lain, menciptakan peluang bagi validator untuk mendapatkan hasil lebih.
Meskipun staking berkontribusi pada peningkatan keamanan jaringan, kekhawatiran muncul terkait kontrol validator setelah terjadi penarikan ETH dalam jumlah besar, sekitar 320 juta dolar AS (sekitar Rp5 triliun), oleh sejumlah validator.