Hasil Survei Terbaru di Provinsi Penentu Kemenangan, Tren Elektabilitas Paslon Alami Peningkatan

Hasil Survei Terbaru di Provinsi Penentu Kemenangan
hasil-survei-pilpres

Elektabilitas pasangan calon presiden dan calon wakil presiden terbaru di Jawa Timur (Jatim), berdasarkan hasil survei Poltracking Indonesia.

Yogyakarta, posviral.com – Elektabilitas pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) terbaru di Jawa Timur (Jatim), berdasarkan hasil survei Poltracking Indonesia.

Jawa Timur memang menjadi sorotan, karena dinilai dapat menentukan kemenangan paslon di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Tak salah jika setiap paslon berebut simpati masyarakat Jawa Timur untuk dapat mengunci kemenangan di Pilpres 2024.

Jatim merupakan provinsi terpadat kedua secara DPT.

Lebih dari 31 juta pemilih atau sekitar 15.5 persen pemilih ada di Jawa Timur.

Ada faktor lain yang membuat Jawa Timur menjadi menarik, secara kultural Jawa Timur basis Nahdlatul Ulama, salah satu faktor yang selalu diperhitungkan dalam kontestasi Pilpres 2024.

Pada sisi lain, Jawa Timur dianggap provinsi yang sangat kompetitif karena tidak menjadi basis salah satu kandidat, sehingga Jawa Timur potensial menjadi penentu kemenangan Pilpres 2024.

Dilansir dari laman resmi Poltracking Indonesia, survei ini menggunakan metode stratified multistage random sampling.

Jumlah sampel dalam survei ini adalah 8000 responden dengan margin of error +/- 1.1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Pengambilan sampel pada setiap dapil memperhatikan keterwakilan seluruh kecamatan yang ada di dapil tersebut dengan tetap mempertimbangkan proporsi DPT di setiap kabupaten/kota.

Hasil olah data di level provinsi menggunakan agregat 8000 responden tanpa dilakukan pembobotan di kabupaten/kota karena hasilnya tidak jauh berbeda dengan hasil olahan data agregat.

Pengumpulan data dilakukan oleh pewawancara terlatih melalui wawancara tatap muka dengan menggunakan teknologi aplikasi digital terhadap responden yang telah terpilih secara acak.

Temuan ini merupakan potret terbaru dari survei yang dilakukan pada akhir Januari 2024.

Peta politik akan cukup dinamis mendekati masa pemilihan, sehingga peta saat ini bisa berubah jika ada suatu isu yang sangat mengguncang publik.

“Maksud dan tujuan dari survei ini adalah untuk mengukur peta kekuatan elektoral terkini calon presiden (capres)-calon wakil presiden (cawapres) dan partai politik di Jawa Timur mendekati hari pemilihan,” terang Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda AR.

Temuan pokok dan analisis hasil survei di Jawa Timur ini dapat dijelaskan sebagaimana berikut:

Pertama

Simulasi Surat Suara tiga pasangan Calon Presiden-Wakil Presiden, pasangan nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka memperoleh elektabilitas (60.1 persen), diikuti pasangan nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD dengan elektabilitas (17.2 persen) dan pasangan no urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dengan elektabilitas (14.9 persen).

Tren elektabilitas calon presiden-wakil presiden di Jawa Timur, pasangan nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar sempat turun di Juni 2023, dan sedikit mengalami kenaikan di September 2023.

Setelah memastikan Muhaimin Iskandar sebagai cawapres Anies Baswedan, rentang September 2023 ke Januari 2024 tren elektoral relatif stabil dengan sedikit kenaikan (1.3 persen).

Sementara tren pergerakan elektoral Prabowo Subianto di Jawa Timur konsisten mengalami tren kenaikan sejak Juni 2023.

Kenaikan signifikan terjadi dari rentang September 2023 ke Januari 2024 (19.5 persen), dimana dalam rentang tersebut Prabowo Subianto dipastikan berpasangan dengan Gibran Rakabuming Raka.

Sedangkan tren Ganjar Pranowo relatif stabil memimpin sejak Mei 2022 hingga Juni 2023, namun disalip Prabowo Subianto pada September 2023.

Setelah September 2023 tren elektabilitas Ganjar Pranowo mengalami penurunan (21.0 persen) di Januari 2024 meski sudah dipastikan menggandeng Mahfud MD sebagai cawapres.

Kedua

Tren elektabilitas Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang naik signifikan, membuat basis pemilih ikut bergeser dibandingkan dengan September 2023.

Berdasarkan wilayah Algomerasi-Kultural, wilayah Mataraman yang awalnya menjadi basis Ganjar Pranowo bergeser ke Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Sementara wilayah Pantura dan Arek pada September 2023 menjadi wilayah berimbang antara Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto, pada Januari 2024 cenderung kepada pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Sementara wilayah Madura yang awalnya kompetitif antara Anies Baswedan dan Prabowo Subianto hingga saat ini masih menjadi wilayah kompetitif antara Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Sedangkan wilayah Tapal Kuda masih menjadi basis Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Pergeseran pemilih di wilayah Algomerasi-Kultural seperti Mataraman, Arek, Pantura dan sebagian Tapal Kuda juga menandakan pergeseran pemilih Joko Widodo 2019 ke pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Ketiga

Hampir 80 persen publik merasa dekat dengan atau berasosiasi dengan organisasi Islam Nahdlatul Ulama (NU).

Pemilih yang merasa dekat atau berasosiasi dengan Nahdlatul Ulama, sebaran pemilih calon presiden-wakil presiden nya, yang memilih pasangan nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (15.3 persen), sementara yang memilih pasangan nomor
urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (60.9 persen) dan yang memilih pasangan nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD (16.3 persen).

Tren basis pemilih NU, kepada Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar cenderung stabil dengan kenaikan tipis (0.7 persen).

Kepada Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mengalamii kenaikan (19.2 persen).

Sedangkan kepada Ganjar Pranowo-Mahfud MD mengalami penurunan (21.7 persen).

Keempat

Pada simulasi Surat Suara 18 Partai Politik peserta Pemilu 2024, PKB memperoleh elektabilitas (24.0 persen), diikuti PDI Perjuangan (16.7 persen), Partai Gerindra (15.5 persen), Partai Golkar (8.2 persen), Partai Demokrat (5.4 persen), Partai NasDem (5.4 persen), PAN (4.8 persen), PSI (3.0 persen), PPP (2.8 persen), PKS (2.7 persen), dan Partai Perindo (1.7 persen).

Sementara partai politik lainnya masih di bawah 1 persen.Basis pemilih partai politik masih terjadi split ticket voting dimana pilihan
partai politik tidak linear dengan pilihan calon presiden-wakil presiden yang diusung.

Pemilih partai politik pengusung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar seperti Partai NasDem, PKB dan PKS masih terbelah ke kandidat lain dan belum cukup solid kepada pasangan nomor urut 1.

Sementara, pemilih partai politik pengusung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka cukup solid ke pasangan nomor urut 2 tersebut.

Sedangkan, pemilih partai politik pengusung Ganjar Pranowo-Mahfud MD hanya PDI Perjuangan yang cukup solid ke pasangan nomor urut 3.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *