Presiden Joko Widodo telah meresmikan pembangunan Masjid Negara di Ibu Kota Nusantara (IKN) melalui upacara peletakan batu pertama (groundbreaking). Acara ini menandai dimulainya pembangunan masjid yang direncanakan memiliki kapasitas jamaah awal sebanyak 22.317 orang, yang kemudian akan ditingkatkan menjadi 61.392 orang.
Menurut Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, pembangunan Masjid Negara ini memiliki filosofi yang terinspirasi dari nilai-nilai Al-Quran, khususnya mengenai Habluminallah (hubungan antara manusia dan Tuhan) dan Habluminannas (hubungan antar manusia). Filosofi ini mencerminkan pentingnya menjaga keseimbangan antara hubungan dengan sesama manusia dan hubungan dengan Tuhan.
“Secara filosofi, bangunan yang akan dibangun ini merujuk pada nilai-nilai dari Al-Quran yaitu harus menjaga keseimbangan Habluminallah dan Habluminannas,” jelas Menag Yaqut dikutip dari laman situs Kemenag.
Menteri Agama juga percaya bahwa pembangunan Masjid Negara di IKN dapat menjadi contoh bagi pembangunan di seluruh Indonesia, menekankan bahwa pembangunan negara perlu didasari oleh nilai-nilai keagamaan dan ketuhanan.
Presiden Jokowi menambahkan bahwa kawasan IKN tidak hanya akan menampung Masjid Negara, tetapi juga akan dibangun gereja, katedral, vihara, pura, dan klenteng. Hal ini menunjukkan keragaman Indonesia yang tetap dijaga dalam suasana kerukunan untuk membangun persatuan di negara ini.
Bentuk Masjid Negara terinspirasi oleh lekuk dan putaran sorban, yang merupakan simbol identitas umat Islam. Bangunan ini juga akan memiliki menara setinggi 99 meter, sesuai dengan jumlah Asmaul Husna. Jokowi menekankan bahwa masjid ini akan dikelilingi oleh air, menciptakan keindahan baik dari luar maupun dari dalam.
Presiden menargetkan pembangunan gedung dan kawasan Masjid Negara selesai dalam waktu sekitar 400 hari kalender. Acara peresmian ini juga dihadiri oleh beberapa pejabat, antara lain Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri BUMN Erick Thohir, Panglima TNI Agus Subiyanto, Kapolri Listyo Sigit Prabowo, PJ Gubernur Kalimantan Timur Akmal Malik, dan Kepala Kanwil Kemenag Kalimantan Timur Abdul Khaliq.