Posviral.com, Jakarta – Indonesia kembali kehilangan penulis berbakat. Penulis dan penyair Joko Pinurbo Ia meninggal dunia dalam usia 61 tahun, di RS Panti Rapih, Yogjakarta, pada Sabtu pagi, 27 April 2024. Tepat dua minggu menjelang ulang tahunnya yang ke-62 yang jatuh pada 11 Mei 1962.
Joko Pinurbo atau lebih dikenal dengan Jokpin di dunia tulis menulis, tak hanya meninggalkan istrinya Nurnaeni Amperawati Firmina dan dua orang anaknya Paskasius Wahyu Wibisono, Maria Azalea Anggraeni, Alexander Gilang Samudra Rajasa (menantu) dan dua orang cucu. Da pun meninggalkan karya-karyanya yang sangat dekat dengan pembacanya.
Puisi Joko Pinurbo.
Karya dalam bentuk buku dan puisi dia menulis dengan banyak varian judul. Melihat laman Instagramnya, Joko Pinurbo rupanya memilih tiga foto tulisan untuk ditempatkan di bagian atas akun Instagram miliknya. Tulisan itu seolah mengingatkannya pada kematian yang ditulisnya di tahun-tahun berbeda.
Pertama, ada puisi. Malamku yang tersemat di akun @jokpin.jogja. Postingan tersebut merupakan artikel yang ditulis dengan latar belakang putih. “Melepaskan,” tulisnya pada caption unggahan 26 Juli 2021.
Isi tulisannya adalah sebagai berikut:
Malamku
Malam ini adalah malamku
Malam dicetak hitam putih saja
Malam saat bulan berpakaian abu-abu.
Malam saat angin berhenti bertiup untuk menghormati daun-daun berguguran yang tergeletak di bebatuan
Joko Pinurbo, 2012
Kemudian, dalam sisipan Instagram lainnya, ia mengunggah penggalan puisi pada 18 Juli 2021. Puisi tersebut merupakan penggalan tulisannya pada judul. Sumeleh yang ditulis ketika dia berada di reuni SMA-nya.
Isi tulisannya:
Orang yang menangis
di Tralala
akan bersukacita
di trilili
Iklan
Joko Pinurbo, 2016
Lalu akhirnya ia menulis puisi berjudul Ambisi yang diunggah pada 5 Agustus 2022 di embed Instagram-nya. Puisi yang ditulis Joko Pinurbo pada tahun 2003 ini memiliki makna yang dalam.
Puisi itu mengatakan:
Ambisi
Setelah punya rumah, apa impianmu?
Cukup kecil; Aku ingin pulang saat senja
Jadi Twilight dan aku bisa minum teh bersama di depan jendela.
Ah, mimpi. Semakin hari, kesibukan semakin bertambah.
Anda menginginkan lebih banyak uang, jalanan macet dan Anda akhirnya sampai di rumah terlambat.
Layaknya turis lokal, mampirlah untuk berdiam diri di rumah dan bersantai saja.
Ada waktu untuk membangun kekacauan dengan ketekunan dan kesabaran.
Tubuhku menjadi rumah besar yang ditunggu-tunggu seorang ibu
Sang ibu berbisik mesra: “Aku telah membuat sarang senja di sebelah barat tubuhmu. Senja menghangatkan di dalam sarang.”
Joko Pinurbo, 2003
Pemakaman Joko Pinurbo
Joko Pinurbo akan dimakamkan pada Minggu, 28 April mendatang Pemakaman Demangan Wedomartani Ngemplak, Sleman, 10.00 WIB. Misa pemberkatan akan dirayakan pada hari Sabtu sore dan misa requiem akan dirayakan pada hari Minggu pagi untuk penulis sebelum pemakamannya.
Pilihan Editor: Joko Pinurbo meninggal dunia, penulis berduka cita lewat media sosial