JAKARTA – Sekretaris DPD PDIP DKI Jakarta Pantas Nainggolan mengaku pihaknya belum memikirkan proses penjaringan kandidat calon gubernur di Pilkada DKI Jakarta 2024.
Pantas mengaku jajaran PDIP DKI masih kaget atas perolehan suara Pemilu Legislatif (Pileg) DPRD DKI tahun ini yang menurun cukup signifikan.
Internal PDIP pun masih fokus mengkaji penyebab penurunan suara partainya di Jakarta, sebelum kemudian mulai menyeleksi siapa figur yang akan diusung dalam pilkada ke depan.
“Kita belum (memikirkan calon gubernur di Pilkada DKI). Mungkin nanti sekalian hasil kajian kita,” kata Pantas saat dihubungi, Senin, 25 Maret.
PDIP, menurut Pantas, juga masih akan fokus menjalani proses gugatan sengketa pemilu di Mahkamah Konstitusi (MK). Setelah semua proses itu selesai, PDIP baru menjajaki peluang koalisi dengan partai lain untuk menentukan siapa calon gubernur dan wakil gubernur di Jakarta.
“Pasti lah pada waktunya nanti. Yang pasti, kan kita harus kerja sama juga dengan partai lain,” ujar Pantas.
PDIP juga membuka peluang untuk menjalin koalisi dengan partai lain di luar koalisinya selama Pilpres 2024. Saat mengusung Ganjar Pranowo-Mahfud MD, PDIP berkoalisi dengan PPP.
“Bisa (koalisi dengan partai lain). Terbuka, terbuka,” imbuh dia.
Perolehan suara PDIP dalam Pileg DPRD DKI tahun ini menurun dibanding pileg sebelumnnya. Hal ini berdampak pada penurunan jumlah kursi yang diperoleh PDIP di DPRD DKI.
Sebagai perbandingan, dalam Pileg 2019, PDIP memiliki 25 kursi di parlemen Kebon Sirih. Namun, berdasarkan hasil Pileg 2024, konversi ke kursi di DPRD DKI menjadi hanya 15 kursi.
“Ya, pasti kaget. Kader-kader lain, ya, begitu kondisinya. Semua agak kaget juga. Survei yang kita lakukan sampai dengan tanggal 20 Januari itu masih bagus. Makanya nanti kita coba analisis dulu kenapa (bisa menurun),” imbuhnya.