Jakarta, Posviral.com- Indonesia – Ketika menaiki pesawat terbang, mungkin akan muncul di benak Anda pertanyaan bagaimana caranya Anda bisa terhubung ke internet sambil meluncur di langit dengan kecepatan 800 kilometer/jam? Lalu bagaimana cara menyeduh makanan dan minuman panas di ketinggian? Atau bagaimana cara kerja toilet di ketinggian 40.000 kaki?
Masyarakat cenderung berpikir hal-hal yang rumit ketika berbicara tentang pesawat. Namun satu paradoks yang pasti ketika berbicara mengenai cara kerja pesawat adalah, semakin sederhana pekerjaan itu, maka akan semakin rumit jawabannya.
Seperti soal sirkulasi udara atau bahkan cara kerja penyiraman toilet kenyataannya sangat sulit dilakukan di udara.
“Sungguh luar biasa ketika Anda mulai menggali lebih dalam,” kata konsultan penerbangan, Al St. Germain dikutip dari CNN International, Sabtu, (23/3/2024).
“Dengan hampir semua hal yang ada di dalam pesawat, Anda menyadari betapa banyak hal yang harus dilakukan dari sudut pandang teknik – bahkan hanya sekedar makan. Segalanya dua kali lebih sulit di pesawat dibandingkan di darat.”
Apalagi, keselamatan selalu menjadi hal yang diutamakan dalam hal penerbangan.
Selain itu, maskapai saat ini selalu menggunakan kata kunci keberlanjutan untuk menjadikan penerbangan tidak terlalu merusak lingkungan. St. Germain mengatakan, pengalaman penumpang dapat menjadi faktor penentu dalam hal penumpang memilih maskapai satu dengan lainnya.
Lantas, bagaimana cara maskapai mewujudkan keajaiban ‘toilet’ di udara?
Mitos toilet pesawat
Menggunakan air untuk menyiram toilet pesawat tidak boleh dilakukan karena adanya pembatasan berat pesawat. Karena itu, sistem penyiraman toilet di pesawat menggunakan udara.
Sistem evac (evakuasi) standar menggunakan tekanan udara diferensial untuk mengosongkan mangkuk toilet, dalam desain yang awalnya dipatenkan oleh James Kemper pada tahun 1975. Tangki limbah – tempat semua benda yang dibuang ke toilet berakhir – biasanya terletak di bagian belakang pesawat, dan seringkali juga di bagian depan.
Saat penumpang menekan tombol siram, sebuah katup terbuka di bagian bawah mangkuk toilet, menghubungkannya ke pipa di bawahnya. Pipa tersebut – dan tangki limbah – diberi tekanan, yang berarti membuka katup akan menciptakan ruang hampa yang menyedot apa yang ada di dalam mangkuk.
“Ini seperti penyedot debu,” kata Nigel Jones, pakar teknik pesawat terbang dari Kingston University di London yang juga duduk di komite akreditasi Royal Aeronautical Society Inggris.
“Saat Anda menekan tombolnya, katup akan terbuka – dan segera setelah katup terbuka, hisapan akan menarik semuanya keluar. Kemudian katupnya menutup.”
Jones mengatakan efek vakum ini berlangsung terus-menerus saat pesawat berada di udara. Para penumpang tidak akan menyadari efek vakum itu sampai katup yang menghubungkan mangkuk toilet dengan sistem pembuangan dibuka.
Namun, saat pesawat berada di darat, tekanan diferensial tidak ada – artinya penyiram toilet dioperasikan oleh pompa, yang menciptakan ruang hampa di dalam tangki. Saat pesawat naik ke udara, dan tekanan diferensial di dalam tangki meningkat, ruang hampa terbentuk secara alami dan pompa berhenti.
Mangkuk toilet dilapisi teflon. “Jadi tidak ada yang melekat, dan tidak memerlukan banyak hal – tekanan diferensial menyelesaikan semuanya dengan sangat cepat,” kata Jones.
Dia menambangkan maskapai akan menentukan jumlah toilet yang ada di pesawat, serta menentukan lokasinya. Dia bilang ada jumlah minimal toilet tergantung ukuran pesawat. Meski demikian, maskapai bisa menambah jumlah toilet sesuai kebutuhan mereka.
Ke mana limbah toilet dibuang?
Ketika tangki limbah di pesawat harus dikosongkan, maka maskapai akan menggunakan kendaraan khusus di bandara untuk mengambil limbah tersebut. Mobil tersebut kemudian akan membuang limbah itu di area bandara untuk diproses lebih lanjut.
Sistem toilet di pesawat ini diketahui sudah diterapkan selama 50 tahun. Nampaknya, belum akan ada teknologi baru yang bisa menggantikannya.
Jamco, sebuah perusahaan Jepang yang saat ini menguasai 50% pasar toilet pesawat, telah berinovasi dengan membangun bidet di dalam pesawat untuk delapan maskapai penerbangan termasuk JAL, Al Nippon Airways, dan Oman Air. Mereka juga merupakan orang pertama yang memperkenalkan alat siram dan keran tanpa sentuhan yang higienis, pada Boeing 787.
[Gambas:Video CNBC]
(dce)