Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menggandeng Ditjen Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam bidang pengembangan kompetensi konversi motor listrik.
Kedua Kementerian juga akan mengembangkan modul pelatihan konversi motor listrik bersama, sebagai bagian dari kurikulum merdeka Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di seluruh Indonesia.
“Saya telah bertemu dengan Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud, Ibu Kiki Yuliati, untuk berdiskusi tentang program konversi sepeda motor listrik, dan bagaimana pelibatan SMK dalam program ini,” ujar Direktur Jenderal EBTKE Eniya Listiani Dewi, dalam keterangan pers dikutip, Senin (29/4).
Kerja sama ini dilakukan untuk mengejar target program konversi sepeda motor berbasis bensin menjadi listrik tahun ini. Untuk mendukung program tersebut, kolaborasi berbagai pihak mutlak harus dilakukan sehingga ekosistem konversi motor listrik bisa berkembang dan berjalan dengan baik.
Eniya mengatakan, kerja sama antar instansi pemerintahan ini akan disahkan ke dalam bentuk Nota Kesepahaman sebagai payung hukum sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Kementerian ESDM mengajak SMK jurusan otomotif atau teknik kendaraan ringan yang memiliki bengkel sebagai mitra dalam kegiatan konverensi motor listrik.
Saat ini, sudah terdapat 34 bengkel motor konversi bersertifikat yang terdaftar di Kementerian Perhubungan. Namun baru 17 Bengkel Konversi yang menjadi mitra Kementerian ESDM untuk menjalankan Program Bantuan Pemerintah dalam mengonversi sepeda motor yang mendapatkan subsidi.
Ia berharap bertambahnya para tenaga ahli konversi motor listrik, serta bertambahnya bengkel konversi dan pusat layanan akan memudahkan masyarakat dalam mendapatkan layanan konversi sepeda motor.
Eniya menuturkan, Kementerian ESDM memberikan kesempatan bagi pemilik kendaraan khususnya siswa dan tenaga pengajar SMK untuk mengkonversikan kendaraannya secara gratis. Hal itu didukung oleh dana Corporate Social Responsibility (CSR) badan usaha sektor ESDM.
“Saat ini, program gratis konversi sepeda motor terbatas untuk kalangan SMK, dimana kita memanfaatkan dana CSR untuk menutupi kekurangan biaya konversi (setelah dikurangi subsidi sebesar Rp 10 juta) yang harus ditanggung pemilik sepeda motor, mudah-mudahan ke depannya, bisa kita tingkatkan untuk kelompok masyarakat umum,” ujarnya.