Perbankan gencar menghimpun dana murah atau current account savings account (CASA) untuk menekan biaya dana (cost of fund) akibat kenaikan suku bunga acuan – BI Rate Bank Indonesia sebesar 25 basis poin menjadi 6,25%.
Mereka berupaya meningkatkan porsi simpanan tabungan dan giro nasabah, yang disebut dengan dana murah, karena perbankan tidak perlu mengeluarkan banyak biaya untuk mendapatkan dua jenis Dana Pihak Ketiga (DPK) ini.
Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Moch Amin Nurdin memperkirakan, beban biaya dana akan naik akibat kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia pada tahun ini.
“Akan semakin menantang dan kemungkinan harus ada strategi mencari dana murah dan mungkin juga bisa melalui fee base income,” kata Amin kepada Katadata.co.id, Minggu (28/4).
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) pun fokus mengejar dana murah di tengah tren suku bunga tinggi. Hal ini sebagai strategi bank pelat merah ini untuk memperkuat likuiditas perusahaan.
“Fokus ke nasabah baru perorangan untuk memperkuat likuiditas, terutama ke CASA,” kata Direktur Distribution and Institutional Funding BTN Jasmin.