Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dalam efektivitas transisi energi. Ia mengatakan ada tiga tantangan suatu negara upaya transisi energi, yaitu energy security, energy sustainability, dan energy affordability.
Hal ini diungkapkan Sri Mulyani dalam Islamic Development Bank (IsDB) Annual Meeting dalam panel diskusi bertajuk “Future Vision Symposium”, Selasa (30/4).
“Dibutuhkan APBN yang sehat dan kuat serta strategi menarik pendanaan global yang efektif untuk dapat menjalankan transisi energi secara efektif dan sustainable,” kata Sri Mulyani dalam keterangan pers dikutip, Kamis (2/5).
Sri Mulyani mengatakan, proses menuju transisi energi tidak hanya rumit dan kompleks, tetapi juga membutuhkan biaya yang tinggi. Menurutnya, kita harus mampu menjaga kepentingan nasional dan memperjuangkan sebuah proses transisi yang adil dan terjangkau.
Dia juga menceritakan strategi Indonesia menjalankan transisi energi menuju net zero emission (NZE) dan meningkatkan energi terbarukan. Ia menyebut hal itu memerlukan kebijakan yang kompleks dan sensitif serta membutuhkan pembiayaan yang sangat besar dan menantang.
Selain itu, ia juga menekankan pentingnya APBN yang sehat dan kuat serta strategi pendanaan global yang efektif untuk dapat menjalankan transisi energi secara efektif dan berkelanjutan.
Investasi Hijau Asia Tenggara
Negara-negara di Asia Tenggara ramai membicarakan isu keberlanjutan lingkungan dalam beberapa tahun terakhir.