“Ruwatan ini yang diruwat adalah negara. Ada makna dalam, khususnya bagi bangsa dan negara yang kita perjuangkan bersama yang diproklamirkan oleh founding father,” katanya sebelum pementasan wayang dengan lakon Semar Kembar Sembodro Larung tersebut di Solo, Jawa Tengah, Sabtu.
Ia mengatakan pertunjukan wayang sendiri berisi banyak pelajaran.
“Kalau tidak banyak yang nonton, tidak apa-apa karena pagelaran malam ini bukan sebuah tontonan, ini adalah sebuah tuntunan. Artinya memang harus direnungkan dalam-dalam secara lahiriah, tapi secara batiniah kita juga harus menangkap apa makna dibalik pertunjukan ini,” katanya.
Ia mengatakan secara simbolik dan spiritual, ruwatan adalah upaya untuk menolak segala bala dan marabahaya.
“Dan berharap ke depan kita memperoleh kemaslahatan bagi kita bersama. Ini paling penting kita renungkan. Kegiatan malam ini bukan kolosal ditonton banyak orang, tapi makna secara pikiran menangkap pergelaran ini, juga makna spiritual yaitu penghayatan batin, penghayatan budaya kepada kita semua,” katanya.
Bahkan, menurut dia hal-hal yang terkadang tidak terpikirkan oleh banyak orang adalah bahwa persoalan politik dan ketegangan komunitas sebenarnya dapat dijembatani dengan kebudayaan.
Pada kesempatan tersebut, ia juga mengajak masyarakat mengisi kemerdekaan untuk memajukan negara.
“Kita pikirkan bersama, mana yang patut dilanjutkan, diperbaiki, dan mana yang harus kita tinggalkan. Rajut kebersamaan untuk menatap masa depan yang lebih baik,” katanya.
Sementara itu, pada pergelaran wayang yang dibawakan oleh dalang Ki Warseno Slenk tersebut juga dihadiri oleh wakil presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka.