Dikutip dari Arena EV, Jumat (6/9), kabar ini, yang dikonfirmasi oleh pejabat dari perusahaan induk MG, SAIC, menempatkan MG di depan semua pesaing mainstream, termasuk Volkswagen, dalam perlombaan untuk menghadirkan teknologi baterai solid-state ke pasar massal.
Baterai solid-state, yang lama dianggap sebagai pencapaian utama teknologi EV, menawarkan beberapa keunggulan dibandingkan baterai lithium-ion saat ini.
Mereka menjanjikan kepadatan energi yang lebih tinggi, yang berpotensi menghasilkan jarak tempuh yang lebih jauh.
Baterai solid-state juga lebih aman karena tidak menggunakan elektrolit cair yang mudah terbakar, menghilangkan risiko kebakaran baterai. Mereka juga mengisi daya lebih cepat, berkontribusi pada pengalaman kepemilikan EV yang lebih mudah.
Meskipun MG belum mengungkapkan rincian spesifik mengenai baterai solid-state-nya, kemungkinan besar baterai tersebut akan memiliki kesamaan dengan baterai ‘Lightyear’ yang baru-baru ini dipamerkan oleh IM Motor, merek SAIC lainnya. Baterai ini, dengan kepadatan energi 368 W/kg, memungkinkan jarak tempuh yang luar biasa sejauh 1.083 km pada siklus uji CLTC China dan dapat memberikan jarak hingga 401 km hanya dalam 12 menit pengisian daya cepat.
Dorongan agresif MG menuju baterai solid-state menunjukkan niat SAIC untuk meningkatkan produksi dan memanfaatkan skala ekonomi di berbagai mereknya.
SAIC membayangkan bahwa baterai solid-state pada akhirnya akan menjadi hingga 30 persen lebih murah daripada baterai lithium-iron-phosphate (LFP) saat ini, keuntungan biaya yang bisa diterjemahkan menjadi mobil listrik yang lebih terjangkau.
Sementara dunia menunggu kedatangan EV baterai solid-state MG, perusahaan ini juga telah menyiapkan peluncuran SUV listrik MG S5 yang baru pada November 2024.
Model ini akan memulai debutnya di pasar China dengan opsi motor tunggal dan ganda yang didukung oleh baterai LFP. Namun, rencana sedang disusun untuk memperkenalkan SUV ini ke pasar Eropa pada akhir tahun 2025.
