Posviral.com, Jakarta – Liburan di kapal pesiar memang menjanjikan kemewahan dan kenyamanan, namun risiko penyakit perut bisa menjadi ancaman yang nyata. Menurut Darin Detwiler, pakar keamanan pangan terkemuka di Amerika Serikat, penyebab utama penyakit perut adalah infeksi seperti E.coli, salmonella, dan norovirus.
Detwiller mengatakan hal tersebut karena di kapal pesiar seperti kota terapung, banyak orang di dalamnya dan besarnya volume makanan yang dimakan bersama. Infeksi yang sangat menular tersebut menyebar melalui makanan, air, atau penanganan makanan yang tidak tepat.
Orang yang terinfeksi dapat mengalami kram perut, muntah, diare, demam, menggigil, dan kelelahan. Dalam kasus yang parah, penderita mungkin mengalami dehidrasi atau mengalami kegagalan organ dan perlu dirawat di rumah sakit
“Kapal pesiar menghadapi tantangan unik dalam hal keamanan pangan, terutama karena mereka melayani banyak penumpang di ruang tertutup tempat penyakit dapat menyebar dengan cepat,” ujar Detwiler.
Selain itu, Detwiler menambahkan kapal pesiar biasanya mencari sumber makanan dari luar negeri. “Hal ini dapat mengakibatkan standar keamanan yang berbeda-beda, terutama dalam hal produk segar, daging, dan makanan laut,” ujarnya.
Program Sanitasi Kapal CDC mencatat bahwa hingga tahun 2024, telah terjadi 10 wabah penyakit gastrointestinal di kapal pesiar yang mempengaruhi lebih dari 1.000 penumpang. Tujuh dari wabah tersebut disebabkan oleh norovirus, sementara tiga lainnya terkait dengan salmonella atau E.coli.
Infeksi virus ini iasanya disebabkan oleh konsumsi makanan atau udara yang terkontaminasi kotoran, serta praktik penanganan makanan yang tidak higienis. Virusnya sangat mudah menyebar, hanya dengan bersentuhan orang yang terinfeksi atau permukaan yang disentuh oleh orang yang sakit.
Detwiler memberikan beberapa tips menjaga kesehatan pencernaan saat liburan di kapal pesiar
1. Cuci tangan secara teratur
Detwiler menekankan pentingnya mencuci tangan dengan sabun dan air selama 20 detik, terutama sebelum makan. Meskipun pembersih tangan berbasis alkohol dapat membantu, masih kurang efektif melawan norovirus, sehingga mencuci tangan tetap menjadi prioritas utama. “Cairan ini mungkin kurang efektif melawan norovirus, jadi utamakan mencuci tangan,”kata Detwiler.
Makanan prasmanan di kapal pesiar adalah tempat yang rentan terhadap kontaminasi, terutama ketika makanan dibiarkan di luar terlalu lama. Dr. Detwiler menyarankan untuk makan di luar jam sibuk untuk menghindari risiko kontaminasi meningkat karena orang-orang berkerumun di sekitar tempat makanan.
Kemudian hal yang harus diperhatikan juga, CDC menekankan, makanan panas harusnya mengepul, sementara makanan dingin harusnya benar-benar dingin. CDC mengatakan, suhu makanan yang berbahaya Posviral.com 4 derajat 60 derajat Celcius. “Dapat menyebabkan keracunan makanan, bakteri berkembang biak lebih cepat, dan kuman norovirus dan E. Coli mulai berkembang biak ,” Katanya.
3. Perhatikan cara makanan disiapkan
Iklan
Terutama saat mengunjungi prasmanan atau restoran di kapal, penting untuk memperhatikan bagaimana makanan disiapkan. Dr. Detwiler menyarankan untuk memperhatikan apakah pelayan mengenakan sarung tangan, memastikan sendok saji bersih, dan makanan disimpan pada suhu yang tepat.
“Beberapa hal yang tidak saya sukai adalah pelayan tidak mengenakan sarung tangan, sendok saji tidak bersih, dan makanan disimpan pada suhu yang salah,” ucapnya.
4. Hindari makanan mentah atau setengah matang
Detwiler diperingatkan agar wisatawan menghindari makanan laut mentah seperti tiram hingga kerang atau daging yang matang setengah matang seperti steak tartare. Makanan makan ini berpotensi terkontaminasi patogen seperti salmonella atau listeria yang dapat menyebabkan penyakit serius.
Pilih hidangan yang dimasak dengan baik untuk mengurangi risiko paparan salmonella atau listeria. Makanan yang mengandung Listeria, biasanya ditemukan dalam susu yang tidak dipasteurisasi, keju lunak, makanan siap saji, ikan, daging yang diawetkan, dan buah yang dipotong sebelumnya.
5. Pilih air botol dan hindari es
Meskipun kapal pesiar memurnikan airnya, Dr Detwiler mengatakan air minum dalam kemasan adalah pilihan yang jauh lebih aman dan sepadan dengan harga sedikit lebih mahal. Hal ini karena air kapal pesiar dapat terkontaminasi dengan Escherichia coli enterotoksigenik (ETEC), sejenis bakteri E. coli yang dapat menyebabkan diare. Air tersebut juga dapat menjadi sumber legionella, bakteri yang dapat menyebabkan penyakit legionnaire. Karena alasan ini, Anda juga harus mempertimbangkan untuk tidak mengonsumsi es dalam minuman.
6. Kupas dan potong buah dendiri
Dr. Detwiler menyarankan untuk memilih buah utuh di prasmanan dan mengupas atau memotongnya sendiri. Buah yang sudah dipotong memiliki risiko lebih tinggi karena terkontaminasi bakteri. Beberapa wabah salmonella di masa lalu telah dikaitkan dengan buah-buahan yang sudah dipotong, seperti melon.
7. Hindari makanan jalanan saat di darat
Risiko sakit perut tidak hanya terjadi di kapal pesiar, tetapi juga saat wisatawan menjelajahi destinasi pelabuhan. Hati-hati saat memilih makanan di pasar lokal, terutama makanan jalanan yang mungkin tidak memenuhi standar kebersihan yang baik.
‘Saat menjelajah di tempat pemberhentian pelabuhan, perhatikan standar keamanan pangan di pasar lokal. Pilihlah restoran yang memiliki reputasi baik dan hindari makanan kaki lima yang mungkin tidak memenuhi tingkat kebersihan yang sama seperti di kapal pesiar,” ucapnya.
PUTRI ANI | DAILY MAIL
Pilihan editor: Celebrity Cruises Ajak Wisatawan Mengarungi Alaska hingga Asia