JAKARTA – Pemerintah Kota Amsterdam pekan lalu mengumumkan, ibu kota Belanda itu tidak akan mengeluarkan lagi izin pembangunan hotel baru, sebagai bagian dari upaya menghadapi pariwisata massal.
“Kami ingin membuat dan menjaga kota ini tetap layak huni bagi penduduk dan pengunjung. Ini berarti: tidak ada pariwisata yang berlebihan, tidak ada hotel baru, dan tidak ada lebih dari 20 juta wisatawan yang menginap di hotel per tahun,” kata pemerintah kota dalam sebuah pernyataan, melansir Reuters 17 April.
Mengutip NL Times, terdapat 20.665.000 wisatawan yang menginap di hotel pada tahun 2023. Jumlah ini belum termasuk orang yang menginap di rumah liburan, bed and breakfast, atau di kapal pesiar.
Batasan 20 juta orang untuk menginap dalam setahun berasal dari petisi yang ditandatangani oleh 30.000 warga Amsterdam yang menyerukan kontrol lebih besar terhadap sektor pariwisata.
Sebuah hotel baru di Amsterdam hanya dapat dibangun jika hotel lain tutup, jika jumlah tempat tidur tidak bertambah dan jika hotel baru tersebut akan lebih baik, misalnya lebih berkelanjutan.
Meski sudah ada kebijakan lebih ketat selama tujuh tahun terakhir mengenai hotel-hotel baru, saat ini terdapat sekitar dua lusin hotel dalam tahap perencanaan. Hal ini disebabkan karena proyek-proyek yang sudah diizinkan, serta lokasi yang masih zonasi hotel. Dan, ini tidak akan terkena aturan larangan terbaru.
“Jumlah hotel yang masih dalam tahap perencanaan dengan cara ini telah menurun dalam beberapa tahun terakhir. Ketika kebijakan akomodasi semalam ditetapkan pada tahun 2017, inventarisasi menghitung 58 inisiatif yang sedang berjalan, sementara saat ini masih ada 26 hotel,” kata pemerintah kota.
Menjadi salah satu tujuan wisata yang banyak dikunjungi di Eropa, Amsterdam secara aktif berusaha membatasi jumlah wisatawan, yang mencapai jutaan per tahun, terutama dengan mencegah pariwisata yang berhubungan dengan seks dan narkoba di red light district.