XPeng, EHang, dan perusahaan Cina lainnya akan mulai mengkomersialkan mobil terbang tahun ini. Mereka akan memanfaatkan keunggulan Cina dalam teknologi mobil listrik untuk merebut pangsa besar di pasar global yang sedang berkembang.
XPeng AeroHT, anak perusahaan dari startup kendaraan listrik, bertujuan untuk menjual kendaraan dual-mode electric vertical take-off and landing (eVTOL), yang dapat melaju di darat seperti mobil dan melepaskan modul terbang untuk perjalanan udara.
“Kendaraan eVTOL biasa tidak dapat melaju di darat, tetapi model kami dapat digunakan ganda,” kata Qiu Mingquan, wakil presiden di XPeng AeroHT, seperti dikutip dari Nikkei Asia pada Minggu (21/4).
Otoritas Penerbangan Sipil Cina telah memulai peninjauan sertifikasi tipe untuk mobil terbang tersebut, yang merupakan persyaratan untuk operasi komersial.
XPeng AeroHT akan mulai menerima pre-order di Cina pada awal Oktober, dengan rencana untuk memulai produksi massal paling cepat tahun depan. Permintaan diharapkan dari perusahaan yang berhubungan dengan pariwisata dan penggemar aktivitas luar ruangan.
Mobil terbang ini akan dibanderol dengan harga 1 juta yuan atau sekitar Rp 2,2 miliar. Namun Qiu mengatakan perusahaan berharap pada akhirnya bisa menurunkan harga hingga ratusan ribu yuan.
“Jika produksi massal dalam skala besar dapat dilakukan, kita dapat mengurangi biaya secara signifikan untuk bahan-bahan seperti serat karbon,” katanya.
Perusahaan berencana melakukan ekspansi ke luar negeri. “Timur Tengah adalah pasar yang penting bagi kami, mengingat tingkat regulasi, keterbukaan terhadap hal-hal baru, dan biaya,” kata Qiu.
Perusahaan juga bertujuan untuk mengkomersialkan mobil terbang eVTOL penggunaan ganda terintegrasi yang tidak memerlukan pemisahan, di mana baling-baling penerbangan dilipat dan disimpan di atas kendaraan saat berkendara. Sebuah model konsep ditampilkan di pameran dagang teknologi Las Vegas pada bulan Januari.
EHang memperoleh sertifikasi tipe untuk model EH216-S pada bulan Oktober. Mobil terbang dua tempat duduk ini dapat terbang selama 25 menit dengan sekali pengisian daya. Ini mulai dijual pada tanggal 1 April seharga 2,39 juta yuan di Cina dan US$ 410.000 di tempat lain.
Bulan lalu, startup tersebut menerima izin untuk memproduksi mobil terbang secara massal. Mereka berharap dapat bermitra dengan hotel dan bisnis lain untuk mengkomersialkan layanan pariwisata. “Kami telah menerima pertanyaan dari Timur Tengah dan Asia Tenggara,” kata Wakil Presiden EHang He Tianxing.
Cina menyumbang 50% dari total model eVTOL dunia, menurut laporan China Merchants Securities bulan lalu, jauh di atas AS yang sebesar 18% dan Jerman yang sebesar 8%. Di balik kemajuan pesat sektor mobil terbang Cina adalah akumulasi teknologi terkait kendaraan listrik, termasuk baterai.