Karawang– Kepala Desa Cikampek Timur Kecamatan Cikampek Kabupaten Karawang Kriswamto, AM.d menjadi Khotib Idul Fitri 1445 H di Masjid Sabilul Muttaqien, Dusun Babakan Jati RT 003 RW 003 , Selasa (10/4/2024).
Selaku Khotib Idul Fitri ,Kriswanto menyampaikan hakekat Idul Fitri merupakan hari yang baik, yang dimaknai kaum Muslim kembali ke fitrahnya sebagai manusia yang bersih tanpa dosa. Momentum ini diwarnai dengan ibadah shalat Idul Fitri, kemudian bersilaturahmi saling memaafkan, dan juga menjadi ladang amal.
Shalat id dilaksanakan untuk menyambut hari raya umat Islam, menurut buku Fiqih dijelaskan bahwa kata id artinya adalah kembali sedangkan kata Fitri artinya adalah suci serta bersih. Sehingga kata Idul Fitri artinya adalah kembali menjadi suci
Idul Fitri menandakan berakhirnya waktu puasa Ramadhan dan diartikan sering diartikan juga sebagai hari kemenangan. Makna spiritual yang terdapat di dalamnya selain refleksi dan kegembiraan.
“Idulfitri adalah hari yang umat Islam tunggu karena di hari inilah umat Islam bersuka cita dan bergembira merayakan kemenangan. Umat Islam perlu mengetahui makna Idul Fitri menurut Al-Quran agar semangat hari kemenangan ini dapat terus selalu ada,”ungkap Khotib Kriswanto.
Dikatakannya, ada beberapa ayat di dalam Al-Qur’an yang membahas tentang hari kemenangan yang kemudian diartikan sebagai Idulfitri. Ayat-ayat tersebut mengajak umat Islam untuk selalu menghayati makna Idulfitri sebagai Hari Kemenangan.
“Idul fitri berasal dari dua kata “id” dan “al-fitri”. Secara bahasa, kata Id berasal dari kata aada–ya’uudu, yang artinya kembali. Hari raya disebut “id” karena hari raya terjadi secara berulang-ulang, dimeriahkan setiap tahun, pada waktu yang sama,”ujarnya.
Selanjutnya disampaikan, Sedangkan kata “fitri” memiliki dua makna, yaitu suci dan berbuka. Suci berarti bersih, bebas dari segala dosa, bebas dari cela, kesalahan, kejelekan, dan keburukan. Sedangkan fitri yang berarti berbuka berdasar pada hadis Rasulullah saw yang berbunyi:
“Dari Anas bin Malik: Tak sekali pun Nabi Muhammad Saw. Pergi (untuk salat) pada hari raya Idulfitri tanpa makan beberapa kurma sebelumnya.”
Khotib Kriswanto juga menegaskan Hari Raya Idul fitri merupakan Hari Raya Kemenangan dimana umat Islam merayakannya dengan suka cita. Sebagai umat Islam tidak seharusnya merayakan hari kemenangan ini dengan berlebihan. Perayaan ini harus tetap bermakna dengan berpedoman Alquran.
Idulfitri Membawa Kebahagiaan dan Kegembiraan
Dalam QS. Yunus ayat 58, Allah berfirman:
قُلْ بِفَضْلِ ٱللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِۦ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا۟ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ
Qul bifadlillahi wa birahmatihi fa bizalika falyafrahu, huwa khairum mimma yajma’un.
Artinya: Katakanlah: “Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”. (QS Yunus ayat 58).
Makna Idul fitri menurut QS Yunus ayat 58 adalah hari ketika umat Islam di seluruh dunia berbahagia dan bergembira karena Allah SWT.
Karena telah berhasil menyempurnakan ibadah dan memperoleh pahala puasa.
Idulfitri adalah Hari Kemenangan
Makna tersebut terdapat dalam QS Ar-Rum ayat 30.
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا ۚ فِطْرَتَ ٱللَّهِ ٱلَّتِى فَطَرَ ٱلنَّاسَ عَلَيْهَا ۚ لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ ٱللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ ٱلدِّينُ ٱلْقَيِّمُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
Fa aqim waj-haka lid-dini hanifa, fitratallahillati fataran-nasa ‘alaiha, la tabdila likhalqillah, zalikad-dinul qayyimu wa lakinna aksaran-nasi la ya’lamun. (Red)