Jakarta (Posviral.com) – Pajak terbaru pemerintahan Joe Biden untuk mobil listrik buatan China, ternyata juga berefek pada perusahaan-perusahaan non-China, termasuk mereka yang mendirikan pabrik di China dengan harapan dapat mengambil keuntungan dari penghematan biaya.
Belum lama, Amerika Serikat (AS) membuat pajak khusus kendaraan listrik (EV) China untuk mencegah produsen mobil Tiongkok membanjiri pasar AS dengan mobil listrik murah yang berpotensi merusak pasar mobil listrik domestik.
Sebab, produsen EV domestik membutuhkan waktu bertahun-tahun bahkan puluhan tahun untuk mengurangi biaya secara drastis agar dapat bersaing dengan produk China, lapor Motortrend, Rabu (26/6).
Perlu diketahui bahwa Volvo, Polestar, dan Lotus semuanya dimiliki oleh konglomerat Geely yang berbasis di Tiongkok, tetapi masing-masing produsen tersebut berbasis di negara-negara Eropa.
Kendaraan mereka dibuat di pabrik China yang kemudian diimpor kembali ke AS.
Di sisi lain, produsen mobil mana pun yang memproduksi mobil listrik di China untuk dijual di AS akan terkena dampaknya, sama seperti merek-merek lain di pasar domestik China.
Volvo baru saja mengumumkan bahwa EX30 yang akan datang, yang akan dibuat di China untuk dijual AS, akan ditunda dan sumber orang dalam Volvo mengatakan bahwa hal itu disebabkan oleh biaya pajak.
Untuk saat ini, Polestar mengatakan bahwa penundaan peluncuran Polestar 3 disebabkan oleh masalah perangkat lunak pada platform SPA2, tetapi dengan pabriknya yang berada di Chengdu, China, diduga penundaan tersebut bisa jadi lebih panjang untuk alasan yang sama dengan EX30.
Setidaknya sampai pabriknya di Ridgeville, Carolina Selatan, dibuka untuk kemampuan produksi penuh pada pertengahan 2024.
Mini dijadwalkan untuk membawa Cooper E 2025 listrik yang dibuat di China pada platform J01 baru pada saat ini, tetapi jangka waktu itu juga telah berubah.
Sebaliknya, Mini Countryman EV 2025 baru (yang akan dibangun di pabrik BMW Jerman) akan tiba di AS tepat waktu.
Beberapa nama tersebut adalah kendaraan yang secara resmi diketahui tertunda hingga saat ini, dan diprediksi akan lebih banyak lagi mobil listrik baru yang tertunda karena pabriknya berlokasi di China.
Saat ini, pajak tersebut hanya menunda beberapa mobil listrik yang berasal dari China untuk masuk ke AS secara resmi.
Untuk mobil listrik, produsen mobil dalam negeri hanya memiliki sedikit pilihan “murah”, dan bahkan harganya masih lebih dari 30 ribu dolar AS (Rp491,6 juta), bayangkan sebuah perusahaan China menjual mobil listrik canggih dengan harga setengahnya.