Cara berbelanja masyarakat kebanyakan kini sudah beralih dari mengunjungi toko secara langsung atau offline menjadi belanja online. Padahal dulu masyarakat gemar belanja ke Tanah Abang atau ITC.
Perilaku peralihan perilaku belanja masyarakat tecermin dari data Bank Indonesia (BI) mencatat transaksi e-Commerce di Indonesia mencapai Rp 453,75 triliun sepanjang tahun lalu.
Deputi Gubernur Fillianingsih Hendarta dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) mengatakan, nilai transaksi tersebut dibelanjakan untuk 3,71 miliar barang. Menurutnya, tren ini terus meningkat sejalan dengan perubahan perilaku masyarakat.
“Mengenai e-commerce jumlahnay selama 2023 ini secara nominal mencapai Rp 453,75 triliun in term of volume 3,71 miliar jadi ini trennya meningkat terus,” paparnya dalam konferensi pers dikutip Sabtu (20/1)
Pertumbuhan ini beriringan dengan peningkatan transaksi pembayaran secara online atau digital. BI mencatat nilai transaksi perbankan digital di RI mencapai Rp 58.478 triliun sepanjang tahun 2023. Angka tersebut tumbuh 13,48% secara tahunan (yoy).
Tahun ini, BI berharap transaksi digital banking akan kembali naik 9,11% (yoy) dan diperkirakan akan mencapai Rp 63.803 triliun. Sementara itu, nilai transaksi uang elektronik naik secara agresif atau meningkat 43,45% (yoy) atau mencapai Rp 835,84 triliun pada 2023. Tahun ini, nilai tersebut diproyeksikan kembali meningkat 25,77% (yoy) hingga mencapai Rp 1051,42 triliun sepanjang 2024.
Secara spesifik nominal transaksi QRIS tumbuh 130% (yoy) dan mencapai Rp 229,96 triliun dengan jumlah pengguna 45,78 juta dan jumlah merchant 30,41 juta yang sebagian besar merupakan UMKM. Adapun, nilai transaksi pembayaran pakai kartu ATM, kartu debit dan kartu kredit turun 0,81% menjadi Rp 8178,69 triliun tahun lalu.