Changpeng Zhao, mantan CEO Binance, divonis empat bulan penjara setelah mengaku bersalah karena melanggar undang-undang AS tentang pencucian uang di bursa mata uang kripto terbesar di dunia. Zhao yang pernah dikenal sebagai tokoh industri kripto yang paling berpengaruh, adalah bos kripto kedua yang dijatuhi hukuman penjara.
Hukuman yang dijatuhkan oleh Hakim Distrik AS Richard Jones di Seattle secara signifikan lebih pendek dari tiga tahun yang dituntut oleh jaksa penuntut. Vonis ini juga di bawah hukuman maksimum 1,5 tahun yang direkomendasikan di bawah pedoman federal.
Hukuman ini juga jauh lebih ringan daripada vonis 25 tahun penjara yang diterima Sam Bankman-Fried pada bulan Maret lalu karena mencuri US$8 miliar (Rp 127,2 triliun) dari para pelanggan bursa FTX yang kini telah bangkrut. Bankman-Fried mengajukan banding atas vonis dan hukumannya.
Namun, jaksa penuntut menyambut baik hasil dari penyelidikan yang telah dilakukan selama bertahun-tahun terhadap Binance dan Zhao, seorang miliarder yang tinggal di luar jangkauan AS di Uni Emirat Arab.
“Ini adalah hari yang luar biasa. Penahanan sangat penting dalam kasus ini dan kami senang dengan hasilnya,” kata Jaksa AS Tessa Gorman kepada para wartawan di luar gedung pengadilan, seperti dikutip Reuters, Selasa (30/4).
Sebelum menjatuhkan hukuman, Jones menyalahkan Zhao karena menjadikan pertumbuhan dan profitabilitas Binance sebagai prioritas yang lebih tinggi daripada mematuhi hukum AS. “Anda memiliki kemampuan, kemampuan keuangan, dan kekuatan orang untuk memastikan bahwa setiap peraturan harus dipatuhi, dan Anda gagal dalam kesempatan itu,” katanya.
Zhao, 47 tahun, tidak terlihat bereaksi setelah mendengar hukumannya. Dia mengenakan setelan jas dan dasi biru tua di ruang sidang, dengan ibu dan beberapa anggota keluarga lainnya yang hadir. Pengacara pembela telah meminta masa percobaan.
“Kejahatan harus dibayar, itu adalah pesan yang disampaikan hari ini,” tulis Dennis Kelleher, kepala kelompok advokasi reformasi keuangan Better Markets, dalam sebuah surat elektronik. Ia mencatat bahwa Zhao masih bisa mempertahankan kekayaannya yang sangat besar.
Zhao Meminta Maaf
Jaksa penuntut mengatakan Binance menggunakan model “Wild West” yang menyambut baik para penjahat. Binance tidak melaporkan lebih dari 100.000 transaksi mencurigakan dengan kelompok-kelompok teroris yang ditunjuk termasuk Hamas, al-Qaeda, dan ISIS.
Mereka juga mengatakan bahwa bursa Zhao mendukung penjualan materi pelecehan seksual anak dan menerima sebagian besar hasil ransomware. Binance setuju untuk membayar denda sebesar US$4,32 miliar (Rp 68,69 triliun). Zhao juga membayar denda kriminal sebesar U$50 juta ditambah US$50 juta sehingga total US$ 100 juta (Rp 1,59 triliun) kepada Komisi Perdagangan Berjangka Komoditi AS.