Jakarta (Posviral.com) – Pada 19 April silam, pengemudi Tesla Model S menabrak pengendara sepeda motor hingga tewas di tempat kejadian, di Seattle, Washington, Amerika Serikat (AS), dan diduga Tesla tersebut tengah dalam mode Full Self Driving (FSD) yang juga dikenal sebagai autopilot, atau kemudi otonom.
Pihak berwenang kini telah mengkonfirmasi bahwa pemilik Tesla tersebut tidak hanya menggunakan teknologi FSD, tetapi dia juga sedang melihat ponselnya ketika kecelakaan itu terjadi. Penyelidikan masih berlangsung, lapor Carscoops, Jumat (9/8).
Teknologi otonom yang memungkinkan mobil mengemudi dengan sendirinya tanpa bantuan manusia ini sering mendapat kecaman karena nomenklaturnya dan risiko pemilik yang terlalu mempercayai teknologi tersebut.
Pada tingkat tertentu, kecelakaan seperti ini menunjukkan bahwa memang ada beberapa pengemudi yang menyalahgunakan teknologi tersebut.
Baca juga: Tesla bereskan rintangan untuk kenalkan sistem kemudi otonom di China
Pengemudi Tesla mengakui di tempat kejadian bahwa dia telah terganggu dan mengaktifkan FSD pada saat kecelakaan.
“Hal berikutnya yang dia (pengemudi Tesla) tahu adalah terdengar suara dentuman dan kendaraan meluncur ke depan saat berakselerasi dan bertabrakan dengan sepeda motor di depannya, berdasarkan pengakuan kurangnya perhatian dalam mengemudi, saat berada dalam mode FSD, dan distraksi ponsel saat bergerak maju, menaruh kepercayaan pada mesin untuk mengemudi untuknya,” ujar seorang polisi melaporkan kronologi kecelakaan tersebut.
Pihak berwenang sekarang telah menggunakan perekam data di dalam mobil untuk mengonfirmasi bahwa saat kejadian, mobil benar berjalan pada mode FSD.
Khususnya, Tesla sekarang menyebut sistem ini sebagai FSD “Supervised” (diawasi) setelah beberapa kecelakaan viral.
Kata “Supervised” memiliki arti yang sangat penting bagi produsen mobil. Mengaktifkan Autopilot atau FSD mengharuskan pengemudi untuk menyetujui bahwa mereka akan tetap waspada dan siap untuk mengambil alih mobil kapan pun.