Posviral.com, Jakarta – Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika (Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika atau Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan mengungkapkan kunci dekripsi yang disediakan kelompok peretas Tebusan data Enkripsi otak untuk pusat data sementara nasional (PDNS) Ini bekerja dengan baik. Tim siber pemerintah Indonesia masih berupaya mengidentifikasi kunci dekripsi lebih detail.
Semuel mengatakan kunci dekripsi berfungsi pada sampel data. “Berhasil dibuka, tapi kita belum tahu karena banyak yang gembok. Itu yang dilakukan teman-teman teknis, jangan banyak tanya, baru tahu,” kata Semuel di Kementerian Komunikasi dan Informatika. Kantor, Jakarta Pusat, Kamis 4 Juli 2024, dipantau siaran langsung YouTube Kominfo. Seperti diketahui juga, Semuel pun mengumumkan pengunduran dirinya dari jabatannya pada 1 Juli 2024.
Kominfo mendapat kunci akses data Pusat Data Nasional (PDN) 2 yang diretas kelompok peretas Brain Chiper.
Kunci dekripsi berfungsi untuk membuka data yang sebelumnya terenkripsi atau terkunci di PDNS akibat serangan kelompok. peretas ransomware Enkripsi otak. Serangan siber tersebut terdeteksi terjadi pada 20 Juni 2024 sehingga mengakibatkan ratusan instansi baik pusat maupun daerah tidak dapat mengakses datanya. Pelayanan publik sempat terganggu dan Kominfo mengaku tak bisa berbuat apa-apa karena belum menyiapkan cadangan data di PDNS.
Seminggu kemudian terjadi peretasan nih guys. peretas ransomware Brain Cipher memulai dialog melalui situs di jaringan gelap. Kelompok tersebut sempat meminta uang tebusan senilai $8 juta atau Rp 131 miliar pada awal ancamannya untuk mendapatkan akses kembali terhadap data tersebut. Namun pada Selasa, 2 Juli 2024, sikapnya berubah –yang disebutkan pertama dan terakhir– dengan menginformasikan bahwa dirinya bersimpati dan akan melepaskan kunci dekripsi secara gratis, yang menjadi kenyataan pada Rabu sore WIB.
“Keputusan seperti ini kami ambil sendiri, tidak memerlukan campur tangan dinas khusus atau penegak hukum. Dalam hal ini penyerangannya sangat mudah sehingga kami hanya memerlukan sedikit waktu untuk membongkar datanya,” jelas salah satu anggota geng peretas Pernyataan itu seperti dikutip Tempo dari akun media sosial X @StealthMole.