Saat ini mengendarai SUV BYD Song L buatan China, Mounir mengungkapkan kekagumannya terhadap kualitas EV China. Dia menyatakan bahwa mobil listrik China berbeda dengan mobil listrik Eropa dalam hal teknologi dan kualitas baterai.
“Saya melihat perbedaan besar dalam segi biaya, perawatan, dan efisiensi,” katanya kepada Xinhua, memuji baterai mobil BYD karena mobil miliknya itu memiliki jarak tempuh lebih dari 600 kilometer dalam satu kali pengisian daya.
Pasar Mesir mencatatkan pertumbuhan yang luar biasa dalam jumlah mobil listrik, dengan mobil listrik buatan China kini banyak dijumpai di jalan-jalan Mesir. Dari BYD dan Geely hingga ZEEKR dan NIO, produsen China menawarkan berbagai model mobil listrik yang meraih popularitas global di kalangan masyarakat Mesir, kata Mounir kepada Xinhua.
Menurut data dari Egypt Compulsory Motor Insurance Pool (ECIP), penjualan mobil listrik pada kuartal pertama 2024 di Mesir mengalami lonjakan dengan 1.419 lebih kendaraan listrik yang terdaftar. Angka tersebut setara hampir sepertiga dari jumlah mobil listrik yang terdaftar dalam tiga tahun terakhir.
Jumlah mobil listrik terus bertambah sejak awal Juli 2021 hingga akhir Juni 2024 sehingga total kendaraan listrik yang terdaftar di Mesir menjadi 7.213, dengan merek BYD menjadi yang terlaris kedua, menurut data tersebut.
“Permintaan akan mobil listrik buatan China terus meningkat,” kata Tamer Sabry, pemilik agen penjual mobil listrik di Kairo, kepada Xinhua.
“Di tengah kondisi ekonomi yang sulit di Mesir dan dunia, orang-orang cenderung membeli mobil listrik yang lebih murah dan di saat yang sama memiliki kualitas yang baik,” kata Sabry.
Dia menyebutkan bahwa pelanggan dapat menemukan semua karakteristik ini di merek-merek China sehingga menjadikan mobil buatan China termasuk salah satu yang paling populer di Mesir.
Sementara itu, Kepala Asosiasi Dealer Otomotif Mesir Osama Aboul-Magd mengatakan bahwa mobil listrik China memiliki dampak yang signifikan di pasar Mesir dalam waktu yang singkat.
“Mobil listrik China memberikan dampak yang signifikan terhadap perkembangan industri di dunia dan membawanya ke cakrawala baru,” kata Aboul-Magd.
Mengenai masa depan kerja sama di bidang industri mobil listrik, Aboul-Magd mengatakan bahwa dia percaya bahwa peluang kerja sama pada bidang itu berlimpah.
Sebagai negara terkemuka di bidang manufaktur mobil listrik, Aboul-Magd menilai “China telah membantu banyak negara memproduksi mobil listrik, dan kerja sama di masa depan dalam manufaktur mobil listrik dengan China akan mendorong strategi dan upaya Mesir untuk mengembangkan industri kendaraan listrik domestik”.