SERANG,Posviral.com-Meski sudah tiga hari berlalu, malam Sabtu, banjir di Desa Songgom Jaya, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang tak kunjung surut.
Pantauan di lokasi, terlihat banjir masih menggenangi tak hanya di beberapa titik jalan, tetapi juga menggenangi pemukiman warga. Bahkan banjir juga merendam sawah warga yang akan panen.
Terpantau pula di Kampung Songgom Cilotik, anak-anak asyik berenang di air banjir yang merendam sekitar rumah mereka. Terlihat pula, ibu-ibu yang sedang mencuci pakaian yang kotor akibat banjir.
Kepala Desa Songgom Jaya Muhtadi mengatakan, banjir di wilayah mereka sudah merendam sejak malam Sabtu dan hingga saat ini tak kunjung surut. Bahkan kedalaman banjir mencapai 20 centimeter hingga 120 centimeter.
“Paling parah di kampung Cilotik, karena memang dataran rendah kalau untuk saat ini arus derasnya kemarin Minggu, sekarang tetap naik tapi arusnya tidak deras, sehingga masih stagnan tapi surut mah belum cuman tidak sederas kemarin puncaknya,” katanya, Senin 29 April 2024.
Ia mengatakan, banjir yang terjadi di kawasan tersebut menyebabkan 5 kampung di Desa Songgom Jaya yakni, Kampung Parigi, Cilotik, Tegal, Gede dan pinggir pinggir rawa.
“Jumlah rumah yang terendam banjir kurang lebih 60 rumah, total ada 165 KK yang terdampak akibat banjir,” tegasnya.
Ia mengaku, sudah menyiapkan posko pengungsian bagi warganya yang ingin mengungsi yakni di aula kantor desa Songgom Jaya, namun banyak masyarakat yang lebih memilih untuk pengungsi di rumah saudaranya.
“Kalau untuk tempat pengungsian kita sudah siapkan, di aula kantor desa cuman masyarakat lebih senang mengungsi di rumah saudara nya saja, yang lebih aman,” tegasnya.
Pihaknya juga mengaku telah mendistribusikan bantuan kepada 165 KK yang terdampak akibat banjir tersebut.
“Semalam baru kita distribusikan mie instan kurang lebih 165 bungkus, baik yang terendam maupun tergenang, kita bagi semua rata dan untuk bantuan yang lainnya masih minim kita nunggu dari Dinsos dan ada swadaya dari masyarakat sekitar juga nanti kita kumpulkan baru kita distribusikan,” tegasnya.
Ia mengaku, persoalan banjir memang sering terjadi di wilayahnya tersebut, apalagi ketika daerah hulunya yakni Bogor diguyur hujan deras.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, pihaknya setiap tahunnya sudah mengusulkan melalui Musrenbang untuk melakukan normalisasi Sungai Cidurian ataupun program lainnya yang dapat mengantispasi banjir. Namun sampai saat ini belum ada tindak lanjut.
“Kalau dari desa kita sudah membuat pintu air untuk irigasi agar air tak masuk, namun karena volume airnya yang besar dan tidak tertampung, kita terpaksa membukanya, sehingga air masuk ke sawah,” pungkasnya.
Salah seorang warga Santi mengaku jika banjir yang terjadi saat ini dinilai cukup parah bahkan sampai saat ini belum surut. Ia pun terpaksa tetap bertahan di rumah lantaran ingin menjaga barang-barang di rumahnya.
“Nggak ngungsi, bertahan di rumah aja, alhamdulilah bantuan sudah ada, dari polsek, dapet bantuan jadi dibagi-bagi gitu. Mengganggu sih, cuman mau gimana lagi, sebelumnya ga banjir, udah dua tahun kali, ini baru banjir lagi,” pungkasnya. (*)
Reporter: Ahmad Rizal Ramdhani
Editor: Agung S Pambudi