Pendapatan perusahaan yang berbasis di Shenzhen tersebut untuk periode Januari-September 2024 tercatat 502,25 miliar yuan (1 yuan = Rp2.207), naik 18,9 persen secara tahunan (year on year/yoy). Laba bersih BYD pada periode tersebut naik 18,1 persen (yoy) menjadi 25,24 miliar yuan.
Pada kuartal ketiga, pendapatan BYD meningkat sekitar 24 persen dan laba bersihnya sebesar 11,5 persen, menurut pernyataan perusahaan itu dalam laporan kuartalannya.
Sebagai produsen mobil listrik dan kendaraan hybrid terkemuka, penjualan mobil BYD melampaui 2,74 juta unit pada tiga kuartal pertama tahun ini, dengan penjualan pada September mencapai rekor bulanan sebesar 419.400 unit.
BYD mengatakan ekspor mobil penumpang energi baru mereka meningkat dua kali lipat menjadi 298.000 unit dalam sembilan bulan pertama 2024. Saat ini mereka sudah berada di 96 negara dan kawasan di seluruh dunia.
BYD menjadi salah satu dari banyak produsen new energy vehicle (NEV/kendaraan energi baru) yang mencatatkan lonjakan penjualan seiring China, yang memiliki jumlah kendaraan bermotor terbesar di dunia, terus melanjutkan transisi menuju teknologi yang lebih ramah lingkungan.
Menurut Asosiasi Manufaktur Mobil China (China Association of Automobile Manufacturers/CAAM), produksi NEV China pada Januari hingga September tahun ini mencapai 8,3 juta unit, yang mewakili pertumbuhan tahunan sebesar 31,7 persen.