YOGYAKARTA – Sejarah Jabal Nur jadi salah satu hal yang menarik untuk dibicarakan. Pasalnya, tempat tersebut jadi saksi saat Nabi Muhammad SAW mendapat wahyu pertama. Jabal Nur cukup punya nilai sejarah tidak hanya bagi masyarakat di Mekah namun bagi umat Islam di seluruh dunia.
Perlu diketahui bahwa Jabal Nur adalah sebuah gunung yang kerap pula disebut dengan Gunung Cahaya. Gunung ini cukup tinggi karena berada di ketinggian 642 mdpl. Untuk lebih jelasnya simak artikel berikut ini.
Sejarah Jabal Nur Bagi Umat Islam
Jabal Nur ada di kota Makkah di Hejaz, Arab Saudi. Bukan sekadar gunung, Jabal Nur dianggap istimewa oleh masyarakat Islam di seluruh dunia. Pasalnya Jabal Nur memiliki sebuah gua yang dinamakan dengan Gua Hira.
Gua Hira sendiri yang dalam sejarah agama Islam merupakan sebuah gua yang sempat disinggahi oleh Nabi Muhammad saat menerima wahyu pertama dari Allah SWT. Wahyu tersebut berupa lima ayat surat Al-Alaq dan disampaikan oleh malaikan Jibril.
Tidak hanya jadi saksi turunnya wahyu pertama, Jabal Nur juga jadi saksi perjuangan Siti Khadijah sang Istri Nabi SAW yang penuh perjuangan mengantar makanan untuk Rasulullah SAW. Siti Khadijah harus berjalan dari rumahnya ke Gua Hiro dengan jarak kurang lebih 6 Km. Jalan yang dilalui tidak hanya jauh namun juga terjal dan menanjak.
Jabal Nur sendiri memang banyak didaki oleh masyarakat, khususnya oleh orang Islam yang sedang beribadah haji dan umrah.
Nabi Muhammad sendiri banyak disebut kerap mendaki Jabal Nur untuk menuju Gua Hira. Medan gunung Jabal Nur yang harus dilalui cukup terjal dengan lintasan bebatuan. Tidak hanya terjal, di gunung tersebut juga tidak ada pepohonan serta tak ada sumber air. Di sekitar gunung hanya terdapat padang pasir.
Selain itu, kemiringaan Jabal Nur mencapai kurang lebih 60 derajat. Waktu yang dibutuhkan untuk mendaki Jabal Nur kurang lebih satu hingga dua jam, tergantung kondisi fisik dan kemampuan pendaki. Tidak hanya sampai di puncak gunung, pendaki juga bisa berkunjung ke Gua Hira yang letaknya tidak terlalu jauh dari puncak Jabal Nur.
Perlu diketahui bahwa untuk mencapai puncak Jabal Nur telah disediakan jalan berbentuk tangga. Namun pengunjung harus antre karena biasanya tempat ini dikunjungi boleh banyak umat Islam dari berbagai negara.
Selama mendaki Jabal Nur pengunjung akan menemukan banyak penjual makanan dan minuman sehingga tak perlu khawatir kelaparan. Selain itu banyak pula pengunjung duduk di sisi Jabal Nur yang datar untuk sekedar menikmati pemandangan atau beribadah.
Itulah informasi terkait sejarah Jabal Nur. Kunjungi VOI.id untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.