JOGJA—Alex Ferguson, kata pertama yang diucapkan Wakil Rektor 2 Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Samiaji Saroso saat membuka pelatihan Lecturer as a Coach yang bersertifikasi BNSP di Ruang Seminar Fakultas Bisnis dan Ekonomika.
“Kita mengenal kata coach seringkali dikaitkan dengan dunia olah raga, namun peserta pelatihan ini para dosen maka harapannya berperan sebagai coach bagi para mahasiswanya. Banyak mahasiswa yang pintar-pintar, dikemudian hari tidak jadi apa-apa, perilaku generasi zilenial kebanyakan memiliki kecenderungan ingin hidup enak, tanpa perjuangan tetapi sukses, terjadinya gap karakter harus ditangani serius,” katanya di sela kegiatan.
Menurutnya, mahasiswa butuh didampingi, diberdayakan cara berpikirnya sehingga potensinya bisa ditingkatkan oleh seorang dosen yang memiliki cara penanganan bagaikan coach di dunia olah raga, yang mampu melejitkan setiap pribadi dalam timnya. Sekaligus para dosen juga bisa menciptakan dosen-dosen muda yang akan berperan sebagai coach.
Mahestu Noviandra Krisjanti, Dekan Fakultas Bisnis dan Ekonomi Universitas Atma Jaya dalam sambutannya mengatakan kehadiran peserta lecturer as a coach dari berbagai perguruan tinggi antara lain Universitas Kristen Satya Wacana, Universitas Sanata Dharma, Universitas Indonesia dan tentunya dosen-dosen dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
“Selain hal tersebut, program Lecturer as a Coach secara khusus bersertifikasi BNSP pertama kali diadakan di Indonesia atas kerjasama Pusat Pengembangan Bisnis dan Ekonomika UAJY dengan pihak Coaching Indonesia dan BNSP,” katanya.
Sebelumnya Kantor Sumber Daya Manusia Universitas Atma Jaya Yogyakarta, mengadakan pelatihan Lecturer as a Coach bagi 56 Dosen Muda. Bapak R. Sigit Widiarto sebagai Kepala KSDM menyatakan bahwa program ini diadakan agar dosen-dosen muda dengan cepat mampu mendampingi mahasiswa dalam hal bimbingan akademik, skripsi, tesis, atau pun hal-hal yang menyangkut karier mereka.
Pelatihan Lecturer as a Coach, menurut pramudianto sebagai salah satu fasilitatornya menjelaskan bahwa Coaching menurut International Coaching Federation (ICF), suatu Organisasi Coaching Global yaitu “Coaching is partnering with clients in a thought-provoking and creative process that inspires them to maximize their personal and professional potential”.
“Coaching sebagai bentuk kemitraan bersama klien (coachee) untuk memaksimalkan potensi pribadi dan profesional yang dimilikinya melalui proses yang menstimulasi dan mengeksplorasi pemikiran dan proses kreatif. Coaching sangat penting bagi dosen yang biasanya memiliki komunikasi yang langsung (direct) dengan mahasiswanya, perlu diubah komunikasi yang bertumpu pada kehadiran coach pada coachee (mahasiswa), active listening, dan bertanya dengan powerful questioning.
Dalam coaching, para pemula biasanya mengalami kesulitan cara bertanya dan mendengarkan sehingga kesulitan memahami awareness (membawa kesadaran) coachee dalam memahami tujuannya. Berharap budaya coaching yang dibangun di Universitas Atma Jaya bisa menjadi keunikan dalam proses pembelajaran.—
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News