Posviral.com, Jakarta – Lucu, Ernesto Prakasa Ia pun mengungkapkan kekesalannya kepada Galih Rugi, pembuat konten lelucon Ojol yang belakangan viral. Aksi Galih yang luar biasacandaan dan mengatakan bahwa pengemudi ojek atau pengemudi ojek online dinilai sangat membahayakan nyawa korban kontennya.
Ernest Prakasa ingin para pembuat konten diberi pelajaran
produser film sedikit santai Kekesalannya pun ia kicaukan di akun X/Twitter miliknya pada Rabu, 17 April 2024. Ernest menilai pembuat konten lelucon yang membahayakan orang tersebut harus dilaporkan ke polisi dan diberi hikmah. “Menurut saya ini membahayakan nyawa orang lain. Harus ditindak tegas agar menjadi contoh,” cuit Ernest Prakasa.
Banyak yang setuju dengan pendapat Ernest. “Oke Koh. Jangan banyak bercanda,” balas @ligh***. “Takutnya kejadian seperti dokter muda dimarahi warga sebagai maling ini akan mengakibatkan kecelakaan dan kematian. Konten gila ini sungguh berbahaya dan bukan kali ini saja ada konten seperti ini,” tulis @rizu . ***. Dokter yang dimaksud adalah Dwi Fatimah Yen yang diteror warga karena disebut pencuri. Ia melarikan diri dengan mobilnya sendiri hingga mengalami satu kecelakaan dan dokter muda tersebut meninggal seketika.
Bukan hanya Ernest Prakasa yang mengungkapkan kekesalannya. Rata-rata pengguna internet menganjurkan akun TikTok dan Instagram. Hilangnya Galih menginformasikan kepada pengelola kedua layanan media sosial tersebut. “Konten kreator bodoh membahayakan nyawa orang lain. Yang main di IG dan TikTok laporkan akunnya,” tulis @Note*** mengajak netizen. Undangan ini mendapat tanggapan lebih dari 675X pengguna dan disukai oleh 1.200 akun.
Kronologi Konten lelucon Mereka menyebut Ojol sebagai pencuri.
Tiga hari lalu, Galih mengunggah video yang kini telah dihapusnya. Dalam video yang beredar luas, Galih menghampiri seorang pengemudi ojol yang sedang menunggu penumpang. Galih meminta Kakak Ojol untuk memberikan sepeda motornya. Permintaan itu ditolak. Galih tetap ngotot dan berniat menumpang. Tukang ojek kemudian memanggil dua petugas keamanan.
Iklan
“Tuan, Tuan, Anda akan merampok saya, Tuan. Anda merampok saya,” tiba-tiba Galih berkata kepada dua orang satpam yang mendekat. “Oh, motorku,” jawab tukang ojek itu. Kedua petugas keamanan menghentikan pengemudi dan mematikan sepeda motornya. Baik Galih maupun sang pengemudi bersikeras untuk memiliki Surat Tanda Nomor Kendaraan atau STNK sebagai bukti kepemilikan sepeda motor tersebut.
“Pak, Pak, saya di sini hanya membuat video saja,” akhirnya Galih mengaku. “Jangan diam di sini, kamu hanya membuat panik,” jawab penjaga keamanan itu sambil mendorongnya pergi dengan marah.