Standard Chartered memprediksi adanya kenaikan permintaan minyak global pada Mei dan Juni mendatang. Padahal di tengah tren bullish ini mereka menyebut kenaikan ini mencapai 103,15 juta barel per hari (bph) pada Mei dan menjadi 103,82 juta bph pada Juni.
Sementara untuk bulan ini, Standard Chartered memperkirakan hanya ada peningkatan pasokan global sebesar 74 ribu bph. Angka ini terpaut jauh jika dibandingkan peningkatan pada periode yang sama pada 2023 mencapai 2,2 juta bph.
“OPEC tidak mungkin meningkatkan produksi dalam waktu dekat karena terhentinya reli harga minyak meskipun masih ada ruang untuk setidaknya 1 juta bph produksi tambahan OPEC pada kuartal 3 tanpa peningkatan persediaan,” tulis Standard Chartered, dikutip Kamis (25/4).
Adapun saat ini harga minyak dunia terpantau stabil meskipun adanya peningkatan dan pengurangan persediaan minyak mentah di Amerika Serikat yang cukup signifikan.
Tidak hanya itu, kondisi kestabilan harga ini terjadi bahkan saat meletusnya konflik di Timur Tengah yang meningkatkan kekhawatiran bagi para pedagang akan potensi gangguan pasokan.
Selain konflik Timur Tengah, perkiraan meningkatnya permintaan juga terjadi saat Amerika Serikat mengeluarkan sanksi kepada Iran. Amerika Serikat mengeluarkan sanksi baru terhadap sektor minyak Iran sebagai bagian dari paket bantuan luar negeri senilai US$ 95 miliar untuk Ukraina, Israel, dan Taiwan.
Pada sanksi terbaru ini Amerika bertujuan untuk mengurangi perdagangan minyak Iran dengan Cina. Sehingga Amerika memperluas cakupan sanksi dengan menargetkan bank-bank Cina yang melakukan transaksi yang melibatkan minyak mentah dan produk-produk Iran.
Sanksi-sanksi tersebut kini mencakup kilang-kilang, kapal-kapal, dan pelabuhan-pelabuhan asing yang dengan sengaja memproses, mentransfer, atau mengirimkan minyak mentah yang melanggar sanksi-sanksi yang ada.
Sanksi-sanksi baru ini dapat terbukti signifikan dalam mengganggu fundamental pasar mengingat Iran saat ini memproduksi sekitar 3 juta bph dan diperkirakan akan meningkatkan produksi sebesar 280 ribu bph tahun ini.